Pengertian motivasi sendiri menurut istilah adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan / tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan.
Menurut kamus psikologik, secara harafiah berarti ” perlengkapan psikologik” yang membangkitkan organis untuk bertindak ke arah tujuan yang diinginkan; alasan untuk
bertindak yang mana memberi arah dan tujuan pada tingkah laku . Jadi dari kedua
arti tersebut, menjadi jelas bahwa motivasi merupakan vektor, mengandung bobot dan
arah. Lebih lanjut motivasi selalu dihubungkan dengan tujuan. Jadi motivasi belajar,
tentunya perlengkapan psikologik yang membangkitkan seseorang untuk belajar agar
mencapai tujuan. Dengan perkataan lain, apabila kita tidak jelas dengan tujuan yang
hendak kita capai, maka sulit untuk menemukan motivasi belajar.
Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena motivasi intrinsik (keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut), atau karena motivasi, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal. disamping itu terdapat pula fsktor yang lain yang mendukung diantaranya ialah faktor internal yang datang dari dalam diri orang itu sendiri.
Meskipun tiap orang memiliki motivasi belajar, ada orang yang termotivasi dari dalam dirinya “intrinsik” , ada juga yang termotivasi dari luar “extrinsik” . Mereka yang motivasi belajarnya bersifat intrinsik biasanya berorientasi ’inner locus of control’. Sedangkan orang-orang yang termotivasi belajar oleh hal di luar dirinya, cenderung meletakkan ’locus of control’ di luar dirinya. . Pada umumnya, motivatsi ekstrinsik diperoleh sebagai hasil belajar dengan lingkungannya, terutama lingkungan keluarganya di rumah. Orang termotivasi intrinsik, berarti terbanyaknya ia didorong oleh hal-hal dari dalam kalbunya. Sedangkan orang-orang yang termotivasi ekstrinsic, kebanyakkan berdasar kepuasan yang datangnya atau berada di luar dirinya.
Orientasi Teori Motivasi yaitu:
(1) Kelompok teori yang menjelaskan tentang komponen dari motivasi; Teori Yang melihat sebagai ilustrasi, hanya dua teori yaitu : Teori Peringkat kebutuhan dari Abraham Maslow dan Teori Terpancar dari David Mc Clelland D
(2) Kelompok kedua teori-teori yang menjelaskan proses motivasi; Dari teori motivasi yang menjelaskan proses, kita tinjau dua teori saja sebagai ilustrasi, yaitu : Teori harapan ’expectancy theory’ dari V. Vroom dan teori Penguat ‘Reinforcement theory’ dari B.F.Skinner.
(3) Kelompok ketiga, teori teori yang menjelaskan motivasi dalam kaitan dengan hal lain seperti prestasi, self image. Motivasi dalam aplikasinya
Berikut adalah dua teori aplikasi motivasi sebagai ilustrasi, yaitu teori Covington yang dikenal sebagai teori diri berharga ‘Self-worth theory of achievement dan teori Ames dengan struktur tujuan sebagai sistem motivasi.
Mawas Diri
Mawas diri menurut kamus Besar Bahasa indonesia, edisi kedua, balai pustaka 1993, ialah melihat(memeriksa dan mengoreksi) diri sendiri secara jujur,instropeksi, kita harus mawas diri agar kita jangan membuat kesalahan yang sama.
Mawas diri menurut Marbangun Hardjowirogo ialah meninjau ke dalam, hati nurani kita guna mengetahui benar tidaknya, suatu tindakan yang telah di ambisecara teknis psikiologis usaha tersebut dapat dinamakan juga instropeksi yang pada dasarnya ialah pencarian tanggung jawab ke hati nurani mengenai suatu perbuatan.
Mawas diri menurut Marbangun Hardjowirogo ialah meninjau ke dalam, hati nurani kita guna mengetahui benar tidaknya suatu tindakan. Secara teknis psikiologis usaha tersebut dapat dinamakan juga instropeksi yang pada dasarnya ialah pencarian tanggung jawab ke hati nurani mengenai suatu perbuatan. orang jawa sering berbicara tentang mawas diri dan berusaha pula untuk mempraktikkannya guna mendapatkan jawaban atas persoalan yang di hadapinya yakni apakah suatu perbuatan yang di lakukannya, suatu tindakan yang di ambilnya secara moral dapat di benarkan dan dapat di pertanggungjawabkan, adapun jawaban yang di cari adalah menelaah hati nurani.
0 komentar:
Posting Komentar