Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupunsuatu konsep.
Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi, organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data bisa dianggap sebagai obyek dan informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya. Informasi juga bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan data.
Analisis data
Kata
analysis berasal dari bahasa Greek (Yunani), terdiri dari kata “ana”
dan “lysis“. Ana artinya atas (above), lysis artinya memecahkan atau
menghancurkan. Secara difinitif ialah: ”Analysis is a process of
resolving data into its constituent components to reveal its
characteristic elements and structure” Ian Dey (1995: 30). Agar data
bisa dianalis maka data tersebut harus dipecah dahulu menjadi
bagian-bagian kecil (menurut element atau struktur), kemudian
mengaduknya bersama untuk memperoleh pemahaman yang baru
Analisa
data merupakan proses paling vital dalam sebuah penelitian. Hal ini
berdasarkan argumentasi bahwa dalam analisa inilah data yang diperoleh
peneliti bisa diterjemahkan menjadi hasil yang sesuai dengan kaidah
ilmiah. Maka dari itu, perlu kerja keras, daya kreatifitas dan kemampuan
intelektual yang tinggi agar mendapat hasil yang memuaskan. Analisis
data berasal dari hasil pengumpulan data. Sebab data yang telah terkumpul, bila tidak dianalisis hanya menjadi barang yang tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data yang mati, data yang tidak berbunyi. Oleh karena
itu, analisis data di sini berfungsi untuk mamberi arti, makna dan
nilai yang terkandung dalam data itu (M. Kasiram, 2006: 274).
Penalaran Deduktif
Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum,
menemukan yang khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara berpikir yang
di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu
ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara
deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Macam – Macam Penalaran Deduktif
a. Silogisme
Silogisme
adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme
disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang
terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contoh Silogisme:
Semua binatang berdarah dingin tidak memakan tumbuhan
Serigala adalah hewan berdarah dingin
Jadi, Serigala memakan daging (konklusi / kesimpulan)
b. Entimen
Entimen
adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula
silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah
sama-sama diketahui.
Contoh Entimen :
Semua mahluk hidup memerlukan air untuk melancarkan sirkulasi tubuhnya
Jika manusia hanya makan saja
Maka ia tidak dapat melancarkan sirkulasi dalam tubuhnya
Sumber:
http://irpantips4u.blogspot.com/2012/03/penalaran-induktif-dan-deduktif.html
http://nirmalawlintang.blogspot.com/2012/11/penalaran-deduktif.html
0 komentar:
Posting Komentar